TEMA-Surabaya: Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur menggelar acara Anugerah Sutasoma pada Kamis, 17 Oktober 2024, pukul 09.00—12.30 di Gedung Kesenian Cak Durasim, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85, Surabaya. Acara tersebut merupakan program rutin setiap tahun Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur bertujuan memberi apresiasi kepada pengarang-pengarang yang telah menghasilkan karya-karya terbaiknya, kalangan yang berjasa dan berdedikasi dalam bidang kesusastraan Indonesia dan daerah di Jawa Timur, dalam tujuh kategori penghargaan. Nama Anugerah Sutasoma diambil dari mahakarya pujangga pada masa Kerajaan Majapahit Mpu Tantular berjudul Sutasoma, yang di dalamnya terdapat semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Tahun 2024 ini Anugerah Sutasoma memasuki tahun ke-16.
Acara Anugerah Sutasoma dihadiri oleh Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan sastra Dr. Ganjar Harimansyah, S.S., M.Hum., Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Dr. Umi Kulsum, S.S. M.Hum., dan pejabat dari berbagai lembaga mitra balai bahasa. Acara ini juga dihadiri undangan 175 orang, meliputi sastrawan, seniman, akademisi, penggerak seni dan sastra, komunitas sastra, dan guru di Jawa Timur serta menghadirkan tiga kelompok penampil pertunjukan sastra.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur menjelaskan bahwa Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur adalah unit pelaksana teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk wilayah Jawa Timur. Setiap tahun lembaga kebahasaan dan kesusastraan yang kini berkantor di Jalan Gebang Putih No. 10, Sukolilo, Surabaya itu menggelar Anugerah Sutasoma, dengan menganugerahkan penghargaan kepada para penulis, penggiat sastra, dan guru bahasa/sastra di Jawa Timur yang menunjukkan eksistensi, dedikasi, dan kualitas pada bidangnya
Anugerah Sutasoma diberikan untuk tujuh kategori, yaitu sastrawan berdedikasi, komunitas sastra terbaik, buku sastra terbaik dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah, buku esai sastra terbaik, dan dua guru dari bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang berdedikasi. Masing-masing mendapatkan piagam dan uang tunai.
Berikut ini perincian peraih Anugerah Sutasoma untuk tahun 2024.
Kategori sastrawan: Hidayat Raharja (sastrawan dari Kabupaten Sampang, Madura, telah berkarya lebih dari 30 tahun)
Kategori karya sastra berbahasa Indonesia: kumpulan puisi Bilangan 60 (penerbit JBS, Yogyakarta, Juli 2024) karya Endang Winarni alias Wina Bojonegoro (sastrawan dari Surabaya).
Kategori karya sastra berbahasa daerah: kumpulan geguritan Pusaka (penerbit Boenga Ketjil, Jombang, Desember 2024) karya Slamet Sri Mulyani alias St. Sri Emyani (sastrawan Jawa dari Kabupaten Trenggalek dan anggota Sanggar Sastra Triwida)
Kategori komunitas sastra: Komunitas Sastra Santri Nuris (Pondok Pesantren Nurul Islam, Jember).
Buku kritik sastra: Catatan Perkembangan Sastra Indonesia (penerbit Deepublish, Yogyakarta, 2024) karya Endah Imawati (jurnalis dan dosen )
Kategori guru Bahasa dan Sastra Indonesia: Heru Waluyo alias Heru Patria (UPT SD Negeri 03 Beru, Wlingi, Blitar)
Kategori guru Bahasa dan Sastra Daerah: Astrid Wangsagirindra Pudjastawa (SMA Negeri 2 Malang)
Acara Anugerah Sutasoma dimeriahkan dengan pertunjukan sastra alih wahana cerpen “Cangkang” karya Dadang Ari Murtono yang dimainkan oleh Teater SMKN 12 “The9atre” Surabaya, medley kidung, Ilir-Ilir, dan Sholawat Badr persembahan dari Komunitas Sastra Santri Nuris, persembahan wayang dan tari topeng Ragil Kuning oleh SMA Negeri 2 Malang, dan ditutup dengan persembahan musikalisasi puisi oleh SMAN 15 Surabaya (juara pertama Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Jawa Timur tahun 2024).
Dewan juri Anugerah Sutasoma 2024 terdiri atas akademisi, peneliti, dan sastrawan. Mereka adalah Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. (Guru Besar Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang), Prof. Dr. Darni, M.Hum. (Guru Besar Sastra Jawa Universitas Negeri Surabaya), Dr. M. Shoim Anwar, M.Pd. (Sastrawan dan dosen Universitas Adi Buana Surabaya), Bramantio, M.Hum. (kritikus sastra, dosen Universitas Airlangga), dan Mashuri, M.A. (sastrawan, peneliti sastra, Dewan Kesenian Jawa Timur).
Ketua panitia Anugerah Sutasoma 2024, Yulitin Sungkowati, M.Hum., menjelaskan bahwa teknis dan sifat Anugerah Sutasoma memang berbeda dengan sayembara. Anugerah tersebut didesain sebagai penghargaan yang sifatnya apresiatif, bukan kompetitif. Adapun dalam penghargaan yang aktif adalah panitia di Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Pihak panitia yang proaktif untuk mengumpulkan karya dan menelusuri sepak terjang sastrawan dan penulis di Jawa Timur dalam kurun waktu tertentu. Namun, panitia tetap terbuka untuk menerima kiriman buku dan usulan berkas dari para penulis dan komunitas di Jawa Timur. Kami membuka kiriman dan usulan sepanjang tahun, panitia akan memroses sesuai tahapan yang telah ditentukan.
Gelaran Anugerah Sutasoma ini diharapkan semakin menyemarakkan kehidupan sastra, seni, dan budaya di Jawa Timur. (Ara/Bsa)