Kerupuk Singkong Cassava Sukses Tembus Pasar Timur Tengah

Dipublikasikan oleh newsportal

15 Aug, 2024

TEMA-Usaha: Sejalan dengan perkembangan Kota Mojokerto yang kian pesat, produk UMKM kerupuk singkong juga sukses menembus pasar Timur Tengah. Arik Agustiani (53) pemilik produk kerupuk singkong bermerk Cassava adalah salah satunya. Bermula dari gagasan untuk menambah penghasilan keluarga, ia dengan dukungan penuh dari suaminya memutuskan membuat serta memasarkan produk camilan makanan tradisional khas Kota Mojokerto dengan cita rasa yang khas pula.

Pada tahun 2004, Arik aktif mengikuti kegiatan pelatihan pembuatan kerupuk singkong yang diadakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan Masyarakat Kota Mojokerto. Setelahnya, ia ingin berinovasi mengenai proses pembuatan, mencetak bahan, dan membuat kreasi cita rasa tersendiri.

Tahun 2005, dia memulai produksi kerupuk singkong dengan menitipkan atau memasukkan di warung-warung kecil dan pasar-pasar yang ada di Kota Mojokerto. Dengan berjalannya waktu, akhirnya produksi kerupuk singkongnya dapat diterima dan digemari masyarakat luas. Tahun 2009 label kerupuk singkongnya diberi nama Cassava dan merekrut 20 karyawan
“Dulu, awalnya saya membuka toko sembako. Sejak menjamurnya minimarket, toko saya menjadi sepi. Setelah saya mengikuti pelatihan pembuatan kerupuk singkong dari BPM, di situ saya langsung beralih usaha dengan memproduksi dan memasarkan sendiri kerupuk singkong,” jelas Arik dilansir dari Harianbangsa.net.

Untuk menghasilkan rasa yang sensasi yang enak dan gurih. Terlebih dahulu dia menggali masukan dari hasil produksi kerupuk singkongnya. Termasuk dengan membagi-bagikannya ke sanak keluarga, tetangga, dan para pekerja pabrik. “Setelah menerima berbagai masukan, saya memproduksi lagi dan baru dipasarkan,” imbuhnya.

Kini, produk UMKM kerupuk singkong Kota Mojokerto itu telah membanjiri sebagian besar toko-toko makanan maupun agen-agen makanan di seluruh Jawa Timur dan luar Jawa. Bahkan, produksi kerupuk singkong Cassava ini bisa menembus pasar Timur Tengah, yaitu Qatar.

Arik yang tergabung dalam Ikatan Pengusaha Makanan dan Minuman Mojokerto (IPM3) juga memberdayakan tetangga sekitar untuk direkut sebagai karyawannya. Dia memproduksi kerupuk singkong dengan 2 macam, yaitu matang dan mentah. Untuk harga kerupuk singkong matang dibuat dengan kemasan 110 gram dan 60 gram. Sedangkan yang mentah 250 gram dan 50 gram. Serta beberapa varian rasa yaitu, pedas, manis, dan bawang. Dia mendatangkan bahan bakunya berupa singkong kuning 200-300 kg singkong per hari. Singkong ini didapat dari petani dari Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

“Saya sangat bersyukur, omzet bisa mencapai Rp 100 juta per tahun. Saya ikut mengawasi proses produksi yang dikerjakan oleh 20 karyawan. Saya bersama keluarga sangat bangga karena produksi kerupuk singkong Cassava telah menembus Qatar,” ungkapnya.

Selain sukses bersama kerupuk singkongnya, Arik Agustiani juga memperoleh beberapa penghargaan. Di antaranya, prestasi Gugus Kendali Mutu (GKM), IKM World, Penghargaan Sidhakarya (Pemprov Jatim), penghargaan Paramakarya untuk mewakili Jawa Timur berkunjung ke Kementerian Disnaker. Arik Agustiani juga memuji dan apresiasi kepada Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang telah mencanangkan program inkubasi wirausaha untuk memulihkan perekonomian Kota Mojokerto pasca pandemi Covid-19.

Keberhasilan program inkubasi Pemkot Mojokerto itu tak lepas dari pendampingan, pemberian bantuan permodalan sesuai bidang usaha masing-masing, dan pembentukan koperasi atau sering disebut 4P (Pelatihan, Pendampingan, Permodalan, dan Pembentukan Koperasi). Hasilnya, dapat menumbuhkan para pelaku UMKM baru di berbagai bidang. “Dulu zaman saya, belum ada program inkubasi seperti sekarang ini. Sekarang, para pelaku UMKM harus bisa bersyukur punya wali kota yang sangat peduli dengan ekonomi rakyatnya. Banyak berbagai bentuk bantuan yang diberikannya kepada para pelaku UMKM pemula,’ katanya. (rdu/tar)

Caption:
Arik Agustiani bergaya bersama produk dan sederet penghargaan membanggakan (dok. harianbangsa.net)

#BERITA REKOMENDASI