TEMA-Lifestyle: Sebuah perusahaan riset internet global bernama Ookla merilis daftar negara dengan kecepatan jaringan 5G paling kencang di Asia Pasifik. Perusahaan yang didirikan oleh Doug Suttles dan Mike Apgar dan berkantor di Seattle, Amerika Serikat ini menyebut bahwa Asia Pasifik merupakan kawasan yang terbilang berhasil mengimplementasikan teknologi 5G, meski memiliki tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi, ekonomi global, dan iklim geopolitik.
Hal menarik lainnya adalah, bukan Korea Selatan yang jadi raja 5G di Asia Pasifik, melainkan negara tetangga Indonesia, yakni Malaysia. Padahal, Korea Selatan merupakan negara pelopor yang meluncurkan layanan 5G nasional pada April 2019.
“Pencapaian yang mengesankan bagi Malaysia yang meluncurkan 5G pada 3,5 tahun setelah Korea Selatan dan kini telah menyusul mereka dalam kinerja,” ungkap Ookla. Sayangnya, meski termasuk ke dalam negara yang sudah resmi meluncurkan layanan internet 5G, tetapi tidak ada nama Indonesia dalam daftar peringkat tersebut.
Pasar Eropa dan Asia Pasifik memiliki kesamaan seperti keragaman budaya yang besar, pelanggan dengan demografi yang beragam, serta peraturan dan kebijakan yang beragam, Ookla mengatakan, analisisnya baru-baru ini tentang kinerja 5G Eropa mengungkapkan adopsi awal 5G di kawasan Asia Pasifik berkinerja lebih baik daripada beberapa pasar utama Eropa.
Selama periode yang sama, Ookla memaparkan bahwa Singapura, India, Selandia Baru, China, dan Australia mencapai rata-rata kecepatan pengunduhan 5G melebihi 200 Mbps. “Sebagai perbandingan, hanya Prancis yang mencatat kecepatan di atas 200 Mbps di antara negara-negara Eropa yang disebutkan, sementara Italia, Jerman, Inggris, dan Spanyol, mencatat kecepatan pengunduhan rata-rata di bawah 150 Mbps,” tuturnya.
Sementara jika berbicara mengenai ketersediaan sinyal 5G di suatu negara, maka Hong Kong menjadi juaranya dengan mencapai 42,3%. Sedangkan, Malaysia yang tadi juara di hal kecepatan, justru ketersediaan sinyal 5G di urutan hampir buncit.
Terkait kenyataan tersebut, Vinay Shekar, salah satu analis Ookla untuk wilayah Asia Pasifik, menyebut bahwa ada beberapa faktor seperti akses ke spektrum pita rendah dan keterjangkauan serta ketersediaan 5G perangkat memengaruhi Ketersediaan 5G yang dilaporkan di setiap pasar. Begitu juga kepadatan pendudukan kota yang terbilang tinggi dan penetrasi smartphone 5G pun melonjak. Meskipun Australia 78 kali lebih besar dari Korea Selatan, dan menjadi salah satu negara berpenduduk paling sedikit, kedua negara melaporkan tingkat Ketersediaan 5G yang serupa, sekitar 36,6%.
Mengutip Counterpoint Research melaporkan tingkat penetrasi smartphone 5G lebih dari 80% untuk kedua negara, dengan Korea Selatan sebesar 88% dan Australia sebesar 82%. “Di seluruh pasar Eropa, Prancis, Spanyol, Jerman, dan Inggris Raya berkisar antara 20%-30%. Demikian pula, Thailand juga berada dalam kisaran ini di 26,8%,” pungkas Vinay. (eyp/tar)
Caption:
Daftar negara yang memiliki kecepatan 5G di kawasan Asia Pasifik. (dok. Ookla)