Membedah Pemikiran dan Ajaran Filosofis serta Psikologis Alfred Adler

Dipublikasikan oleh newsportal

15 Aug, 2024

 

TEMA-Pasuruan: “Berani Tidak Disukai” menyuguhkan ekstraksi beragam pemikiran serta ajaran filosofis dan psikologis Alfred Adler. Tersaji secara unik dalam bentuk dialog naratif antara filsuf dan pemuda. Jangan kuatir, meski bahasan buku ini terlihat berat, Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga, dua penulis buku ini mengemasnya dengan sederhana dan langsung. Sehingga pembaca bisa memahami bahasan buku ini dengan mudah.

Alfred Adler, seorang psikolog, dokter, terapis sekaligus pendiri awal aliran psikologi individual. Ia menekankan pentingnya perasaan inferior dianggap sebagai elemen penting dalam pengembangan teori psikologi individual. Filsuf kelahiran Austria ini mengganggap bahwa manusia adalah individu utuh, bukan seperangkat elemen. Adler yang merupakan salah satu dari tiga psikolog terkemuka abad 19 selain Sigmund Freud dan Karl Jung ini mengemukakan lima percakapan antara filsuf dan muridnya untuk memahami menentukan arah hidup, lepas dari trauma masa lalu dan beban ekspektasi orang lain.

Lima bahasan percakapan filsuf dan pemuda itu yakni : Menyangkal keberadaan trauma, semua persoalan adalah tentang hubungan interpersonal, menyisihkan tugas-tugas orang lain, di manakah pusat dunia dan hidup sungguh-sungguh di sini pada saat ini.

Dalam diskusinya dengan pemuda tentang dunia, dalam segala cara, adalah tempat sederhana, secara tegas sang filsuf menyebut dunia ini sederhana dan hidup ini pun juga sederhana. Sang filsuf tidak sependapat dengan perkataan si pemuda bahwa dunia ini merupakan sekumpulan kontradiksi yang ruwet. Bagi sang filsuf, bukan dunia ini yang rumit. Tapi si pemudalah yang membuat dunia ini rumit. Dalam pandangannya, tidak ada seorang pun di antara kita yang tinggal di dunia yang objektif, melainkan di dunia yang kita maknai secara subjektif.

Bahasan lain yang menarik adalah ketika kedua orang ini bicara perasaan kompleks superioritas. Sang filsuf menjabarkan seseorang menderita perasaan inferioritas yang kuat, apalagi, dia tak punya keberanian menebusnya melalui model kerja keras dan pertumbuhan yang sehat.

Di titik itu, dia berupaya menebusnya dengan cara berbeda dan mencari jalan keluar yang lebih mudah. Yaitu dengan dengan bersikap seolah-olah dirinya superior, dan menikmati perasaan superior yang semu. Contohnya, seseorang memamerkan hubungan baiknya dengan orang berpengaruh, entah apakah pejabat atau selebritis. Sang filsuf juga menyebut orang-orang yang mengenakan cincin batu mirah dan zamrud di seluruh tangannya sedang memiliki masalah dengan perasaan minder, daripada isu kepekaan estetika. Atau bisa kita sebut mereka punya tanda-tanda kompleks superioritas.

Bagi sang filsuf, orang-orang yang membuat diri mereka terlihat lebih besar dengan kekuatan pinjaman pada hakikatnya sedang hidup menurut sistem nilai orang lain. Atau dengan kata lain, mereka sedang menjalani kehidupan orang lain. Contoh lain, ada tipikal orang yang senang membanggakan prestasinya, ada pula yang bangga pada kehebatannya di masa lalu, dan selalu mengingat-ingat kenangan saat dia moncer.

Orang-orang semacam ini bisa disebut memiliki kompleks superioritas. Filsuf itu menjelaskan seperti apa yang Adler kemukakan, bahwa orang yang membanggakan keadaan diri dengan lantang sebenarnya tidak memiliki keyakinan pada diri sendiri. Itu seperti indikasi yang jelas dari Adler, bahwa mereka yang membanggakan diri melakukannya semata karena merasa inferior.

Seseorang yang yakin pada dirinya sendiri, tidak perlu merasa berbangga. Dia melakukan itu karena perasaan inferior yang sangat kuat. Meski terkesan berat, buku ini bisa banget lho kita baca dengan santai. Membaca buku ini dari bagian mana pun tidak masalah. Pastinya membaca buku ini bisa memberikan pencerahan bagaimana memahami konsep memaafkan dan mencintai diri sendiri serta menyingkirkan hal-hal tak penting dari kepala kita.

*) Yeti Kartikasari, freelancer traveller sekaligus pendidik. Tinggal di Pandaan, Pasuruan. [email protected].

Identitas Buku
Judul Buku Berani Tidak Disukai
Penulis Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Halaman 344
Cetakan Januari 2023
Ukuran 13,5 x 20 cm
Cover Hard Cover
ISBN 9786020667201

#BERITA REKOMENDASI